Kunir putih gombyok atau kunyit putih (Kaempferia rotunda L.), seringkali disebut temu rapet namun sesungguhnya memiliki perbedaan yang nyata. Kunir putih adalah sejenis rempah-rempah rimpang yang masih berkerabat dekat dengan kencur. Berbeda dengan kencur, yang banyak dipakai sebagai bumbu masak, kunir putih lebih khusus dipakai untuk khasiat pengobatannya. Selain itu, karena daunnya yang indah, kunir putih ditanam pula di pekarangan sebagai tanaman hias.
Tanaman ini dikenal pula sebagai temu putri atau temu lilin (Btw.); ardong, kunir putih, dan koncé pĕt (Md.).
Pengenalan
Terna yang tak seberapa tinggi, tegak, berdaun 2–5 helai. Daun-daunbertangkai, dengan pelepah 7–24 cm; helaian daun lanset menjorong, 7–36 cm × 4–11 cm; sisi atas gundul, sering dengan pola-pola kembang yang simetris, hijau dan keputihan; sisi bawah sedikit berambut, keunguan.
Perbungaan muncul dari kuncup yang lain pada rimpang, berisi 4–6 kuntum bunga. Kelopak bunga putih atau kehijauan, 3–7 cm panjangnya; mahkota serupa tabung di pangkalnya, dengan taju bentuk garis, putih, melengkung ke luar, lk. 5 cm. Labellum atau bibir (yakni staminodia yang membesar, melebar, dan berwarna-warni) berbentuk jantung terbalik, berbagi hingga setengah jalan atau lebih, 4–7 cm × 2–4 cm, ungu-lila dengan rusuk kekuningan. Rimpangnya pendek dan bercabang-cabang, juga berbau harum. Akarnya berbau harum, dan bentuknya seperti kacang tanah atau bisa juga seperti telur merpati. Dari rimpang, keluar akar-akar kasar yang ujungnya terdapat anakan rimpang yang berair dan tampak tumbuh menggerombol menutup rimpang induk. Rimpangnya berasa pahit. Jika telah keluar bunga, tandanya rimpang telah siap dipanen. Umbi mudanya dapat dimakan sebagai lalapan.
?Temu rapet | ||||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Klasifikasi ilmiah | ||||||||||||||||
| ||||||||||||||||
Nama binomial | ||||||||||||||||
Kaempferia rotunda Linn. 1753 | ||||||||||||||||
Sinonim | ||||||||||||||||
Kaempferia longa Jacq. (1798).
|
Penyebaran dan habitat
Kaempferia rotunda diduga berasal dari wilayah Indocina, namun didapati menyebar secara alami di Asia mulai dari India di barat, Sri Lanka, Burma, Cina (Guangdong, Guangxi, Hainan, Yunnan), Taiwan, ke selatan melalui Indocina hingga Thailand, Malaysia, dan Indonesia. Menurut Valeton (1931), ia berpendapat bahwa temu rapet belum lama dibudidayakan dari abad ke-20. Ia berpendapat demikian karena tumbuhan ini tidak tercantum dalam buku Rumphius. Padahal, jika pada waktu itu tumbuhan ini sudah dikenal di Jawa, pastilah tumbuhan ini sudah ada di buku Rumphius.
Tumbuhan ini ditemukan tumbuh di hutan-hutan jati, hutan pegunungan bawah, hutan bambu, dan juga padang-padang rumput, hingga ketinggian 1.300 m dpl. Tumbuhan ini dapat diperbanyak dengan potongan rimpang. Ada dua fase pertumbuhan temu rapet. Yang pertama, fase vegetatif. Yaitu, tumbuh dengan daun dan batang semu. Yang kedua, fase generatif. Pada masa ini, yang kelihatan hanyalah bunga-bunganya saja. Di Indonesia, temu rapet tumbuh liar di timur Pulau Jawa. Tanaman ini dapat ditemui hingga pada ketinggian 750 mdpl. Tumbuhan ini banyak ditemui di Pulau Jawa dan Sumatera.
sumber: Wikipedia - Kunyit Putih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar